Isco, 'Si Anak Emas' Ancelotti
Madrid - Ketika Real Madrid datangkan pemain baru dan sampai bikin Mesut Oezil tersingkir, boleh jadi pemain itu memang istimewa. Isco setidaknya membuktikan jika Carlo Ancelotti tak salah memberinya kepercayaan penuh.
Tak dipungkiri Oezil adalah jenderal permainan Madrid dalam tiga musim terakhir. Ia total membuat lebih dari 50 assist dan tajamnya Cristiano Ronaldo juga tak lepas dari peran pesepakbola asal Jerman itu.
Maka banyak orang yang terheran-heran dan bahkan fans Madrid dibuat kesal oleh keputusan Florentino Perez yang menjual Oezil ke Arsenal di deadline bursa transfer musim panas ini, meskipun Madrid mendapatkan uang sekitar 50 juta euro.
Isu yang beredar adalah Oezil tak mau "bersaing" dengan pemain baru dan memilih keluar karena tak lagi mendapat kepercayaan dari Ancelotti. Benarkah itu? Jika melihat performa Isco sejauh ini pantas jika Oezil khawatir kalau dia tetap bertahan, maka ia akan kesulitan mendapat tempat di tim inti.
Oezil boleh jadi adalah mesin umpan untuk Madrid tapi Isco pun punya keahlian yang tak dipunya Oezil, yakni dalam urusan mencetak gol. Dua musim bersama Malaga, Isco bikin 17 gol dari 82 penampilan. Sebagai catatan Isco baru melakoni debut level senior di Valencia tahun 2010.
Bersama Madrid, Isco sudah mulai "terlihat" dan buktinya empat gol mampu dicetaknya dari lima pertandingan awal (selalu sebagai starter), baik di liga maupun kompetisi Eropa. Tak ketinggalan pemain bernama lengkap Francisco Roman Alarcon Suarez itu sudah mendonasikan dua assist.
Situs Whoscored.com mencatat dari sisi ofensif, Isco bikin total tujuh tembakan dengan tingkat akurasi 80 persen dan 12 key passes dari empat laga La Liga. Ia 10 kali melakukan dribel dan 17 kali dilanggar oleh pemain lawan. Tingkat akurasi umpan mencapai 86 persen dari 269 kali percobaan.
Dari sisi defensif, Isco memiliki keunggulan jauh dari Oezil di mana ia bikin 10 kali tekel sementara Oezil tidak sama sekali (selama membela Madrid di tiga laga awal). Isco juga bikin tiga intersep dan lima kali melanggar serta tiga kali clearances.
Maka wajar Whoscored memberi ponten tinggi untuk Isco yakni 8,32 dan jadi pemain terbaik Madrid sejauh ini di atas Ronaldo dengan nilai 8,13. Gelar European Golden Boy Award 2012 adalah bukti lain betapa istimewanya Isco.
Tak heran AS pun melabeli Isco sebagai anak emas-nya Ancelotti, karena memang pemain 21 tahun itu selalu memberikan performa terbaiknya sejauh ini. Bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya bukan kombinasi kuartet Isco bersama Ronaldo, Gareth Bale, dan Karim Benzema di lini depan Madrid?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar